Laporan


LAPORAN KONSEP DESAIN
GARA-GARA BRT (MASS TRANSPORTATION)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahTeknik Komunikasi
(TKP 158)





Disusun Oleh:
Kelas               : A
Kelompok       : 1       
AnandaKustanti          21040111130039
HidaJulyanita  E         21040111130077
VaniaMirza                 21040111130071
Latifah                        21040111130089
HanandiPrabowo        21040111130117
ArniYuniar                  21040111140115
CyntiaMutiara             21040111140107
ThendyRaya Purba     21040111110095
Resti Oktaviani           21040111120025
FikriRusdianto            21040111140105

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012





DAFTAR ISI
BAB I       Pendahuluan. 2

 

BAB I

Pendahuluan


Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain(Davis, 1981). Pada kenyataannya, di dalam perkembangan terkini bidang perencanaan semakin banyak kepentingan yang saling berbenturan dalam proses perumusan kebijakan pengembangan wilayah dan kota, oleh karena itu peran komunikasi menjadi sangat penting bagi seorang perencana.keputusan-keputusan yang diambil perencana sering kali mendapat pertentangan dari pihak lain, seperti keputusan mengenai kebijakan baru perumahan, pembangunan fasilitas dan sebagainya. Teknik komunikasi akan memberikan pengajaran mengenai bagaimana cara berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal agar ide atau keputusan yang diambil oleh perencana dapat tersampaikan dengan baik sehingga akan meminimalisasi pertentangan.
Dalam teknik komunikasi juga diajarkan mengenai keterampilan menggunakan perangkat lunak seperti perangkat lunak design grafis yang akan membantu perencana dalam penyampaian ide atau gagasan. Untuk memperdalam pengetahuan lebih jauh mengenai Teknik Komunikasi, maka dibuatlah tugas mata kuliah Teknik Komunikasi. Adapun tugas-tugas tersebut meliputi pembuatan buku laporan konsep desain yang merupakan salah satu contoh komunikasi tulisan, poster yang mewakili teknik komunikasi visual. Lalu film yang termasuk dalam jenis komunikasi audio visual, dan presentasi akhir yang memakai teknik presentasi dengan menggunakan multimedia.

Tujuan dari pemberian tugas-tugas ini adalah:
·      Melakukan presentasi kampanye publik dengan tema “Mass Transportation
·      Melakukan komunikasi dengan menggunakan media poster, web blog, dan film
·      Mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal.
Sasaran yang ingin dicapai dari pengerjaan tugas dan pembuatan laporan ini adalah :
·      Mengkampanyekan Bus Rapid Transit  (BRT) sebagai transportasi masal yang ada di Semarang melalui media poster, film dan web blog.
·      Mengkampanyekan manfaat dan keunggulan dari menggunakan sarana transportasi massal melalui media poster, film dan web blog.

Ruang lingkup dari pembuatan tugas dengan tema “Mass Transportation” ini adalah meliputi permasalah transportasi yang terjadi di kota Semarang seperti kemacetan, sarana transportasi yang kurang memadai dan sebagainya.

Koordinator Laporan         :     1  Hilda Julyanita E
                                           2. Latifah                                          
Koordinator Film               :     1. Arni Yuniar
                                          2. Resti Oktaviani
Koordinator Poster            :     1. Cinthya M
                                          2. Vania Mirza
                                          3. Fikri Rusdianto
                                          4. Thendy Raya
Koordinator Web blog      :     1. Hanandi P.
                                          2. Ananda K.

Sistematika laporan ini terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Teori, Bab III Konsep Desain, Bab IV Penutup. Hal tersebut telah tersusun secara sistematis sebagai berikut :
1.    BAB I  PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup materi, rincian anggota kelompok dan pembagian tugas, dan sistematika penulisan.
2.    BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini berisikan tentang dasar-dasar komunikasi melalui media poster, web, dan film.
3.    BAB III KONSEP DESAIN
Bab ini berisikan konsep-konsep pembuatan dari poster, web, dan film.
4.    BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

















 


 


BAB II

KAJIAN TEORI


Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain(Davis, 1981). Komunikasi dilakukan dengan maksud seseorang menyampaikan suatu pesan ataupun pendapat untuk memengaruhi orang lain agar melakukan sesuatu. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting dalam kahidupan sehari-hari. Karena dalam kehidupannya seseorang harus dapat berkomunikasi untuk berinteraksi dalam mejalani kehidupannya agar lebih lancar. Dengan berkomunikasi seseorang dapat dengan mudah untuk menyampaikan serta mendapatkan apa yang ditujuinnya.
          Ada 4 fungsi komunikasi  (Robbins, 2002 : 310-311), yaitu  :
a. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
b.  Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
c. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental yang anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
d. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
Jenis media komunikasi berdasarkan bentuknya ada 4 yaitu  :
a.    Media Cetak, ialah segala barang cetak yang dapat dipergunakan sebagai sarana penyampaian pesan, contohnya seperti surat kabar, pamflet, brosur, bulletin dan sebagainya.
b.    Media Visual atau Media Pandang,artinya untuk menerima pesan yang disampaikan digunakan indera penglihatan. Misalnya film, televisi, lukisan, foto, pameran, dll
c.    Media Audio,untuk menerima pesan yang disampaikan dengan menggunakan indera pendengaran, seperti radio, telepon, tape recorder dan sebagainya.
d.    Media Audio-Visual, ialah media komunikasi yang dapat dilihat sekaligus didengar. Jadi untuk dapat mengakses informasi yang disampaikan, digunakan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus. Yang termasuk dalam jenis ini adalah tv dan film.

Poster adalah suatu media dalam bentuk visual diam tidak diproyeksikan, yang sifatnya mandiri. Sebagai bentuk visual, maka poster harus dapat dilihat dengan jelas oleh mata pembacanya. Oleh karena itu, jika poster yang dibuat itu berisi pernyataan-pernyataan verbal, maka ukuran huruf yang digunakan harus cukup besar sehingga pernyataan-pernyataan verbal tersebut dapat dibaca pada jarak pandang pembacanya, Umumnya poster dibaca pada jarak antara satu sampai satu setengah meter.
          Website merupakan suatu kumpulan halaman web, gambar, video atau segala asset digital yang di letakkan pada satu atau lebih web server. Walaupun hanya mempunyai satu halaman web bisa dikatakan website. Dengan website kita dapat menyalurkan hobi yang dimiliki, menunjukkan karya agar diketahui banyak orang seperti film, foto, poster dan image editing, dan sarana promosi yang bisa menjadi bahan promosi yang murah dan tak terbatas.
Prinsip-prinsip desain visual/grafis yang perlu diterapkan dalam pembuatan desain poster dan desain halaman web yaitu :
1.             Simplicity
Telah mewakili issu dan materi yang problematis melalui gambar yang sederhana dan pembatasan 15-20 kata;
2.             Unity
Memberikan kesan keutuhan, aransemen terlihat sistematis dan terdapat hirarki proses.
3.             Balance               
Memberikan keseimbangan rasa ketergantungan dan kesatuan dalam tampilannya.
4.             Emphasis
Penekanan pada pokok yang akan disampaikan, juga mengatur mengenai kontras penggunaan warna serta permainan huruf besar-kecil maupun tebal-tipis
5.             Proportion
Ukuran dan skala gambar maupun huruf yang ditampilkan perlu diperhatikan untuk memberikan kesan yang berbeda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indoesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid yang digunakan untuk menyimpan gambar negatif dari sebuah objek. Yang kedua, film diartikan sebagai lakon atau gambar hidup. Dalam konteks khusus, film diartikan sebagai lakon hidup atau gambar gerak yang biasanya juga disimpan dalam media seluloid tipis dalam bentuk gambar negatif. Meskipun kini film bukan hanya dapat disimpan dalam media selaput seluloid saja. Film dapat juga disimpan dan diputar kembali dalam media digital. Film merupakan seni mutakhir gambar hidup yang juga sering disebut movieyang dapat menghibur, mendidik, melibatkan perasaan, merangsang pemikiran dan memberikan dorongan terhadap penontonnya. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda dengan kamera atau animasi.
Skenario adalah kerangka kerja terperinci yang ditulis sebagai landasan kerja dalam pembuatan film. Bagian-bagian skenario antara lain:
*             Cerita Dasar
Sebelum membuat skenario,kita harus tahu apa yang akan ditulis.Yang pertama kita butuhkan adalah cerita dasar, yaitu penjelasan mengenai proses film yang akan kita buat secara umum.
*             Setting atau lokasi
Dalam film,pastinya terdapat beberapa adegan-adegan. Tiap adegan,kita harus menentukan setting dan lokasi terlebih dahulu. Penentuan konsep akan memudahkan kita dalam menentukan setting atau lokasi pembuatan film.
*             Sinopsis
Dalam pembuatan film,perlu adanya sinopsis,yaitu  cerita singkat yang dapat menggambarkan isi dari film tersebut. Sinopsis harus memuat unsur tokoh,waktu dan tempat kejadian permasalahan.
*             Alur cerita
Alur adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang sambung-menyambung dalam suatu cerita. Alur dalam film ini adalah alur maju. Sebuah alur cerita terbagi menjadi beberapa scene. Tujuan dari pembuatan alur cerita ini adalah untuk menciptakan perkembangan persoalan dan unsur dramatik yang bisa selesai dalam satu fase disetiap scenenya.

2.4.1    Media Peralatan

Media peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan film adalah sebagai berikut;
*      Alat transportasi
Dalam hal ini berupa transportasi sepeda motor dan mobil yang digunakan untuk mencapai tempat lokasi , proses pengambilan gambar maupun pada saat survey.
*      Digital Kamera
Digital kamera digunakan pengambilan gambar, dalam hal ini untuk pengambilan gambar kelompok dan tempat lokasi.
*      HandyCam
Handycam digunakan pada saat syuting atau proses pembuatan filmnya, digunakan untuk mengambil adegan per scene nya.
*      Komputer dan Printer
Komputer dan printer digunakan untuk  mengolah film dan mengolah poster dengan menggunakan berbagai software – software yang mendukung sehingga film dapat terselesaikan dengan sempurna.
Dalam mengolah film dibutuhkan software – software yang mendukung agar film menjadi lebih menarik, seperti menambah efek – efek tertentu pada film. Berikut beberapa software yang digunakan dalam pembuaatan film;
*      Windows Movie Maker
Program untuk pengolahan film, digunakan untuk menyisipkan atau memotong video serta memasukkan tulisan.
*      Corel Ulead Video Editing
Software pendukung yang digunakan dalam proses pembuatan film. Kami menggunakan software ini untuk memberi efek pada video sehingga film menjadi lebih menarik. Karena corel ulead video editing lebih banyak menpunyai variasi efek – efek video daripada sotfware editing lainnya.
*      Adobe photoshop
Program yang digunakanuntukmengolah, mengedit atau memberi efek pada gambar yang digunakandalampembuatan poster film.
*      Corel Draw
Program yang digunakan untuk mengolah gambar berbasis vector yang digunakan dalam proses pembuatan poster






BAB III

KONSEP PEMBUATAN


Poster adalah salah satu media komunikasi yang paling efektif. Dengan menggunakan gambar dan tulisan poster dapat memberikan ketertarikan sendiri bagi yang membacanya. Poster ini sifatnya lebih kepada ajakan kepada masyarakat agar mulai mengurangi menggunakan kendaraan pribadi dan mulai membiasakan untuk menggunakan transportasi umum. Pembuatan poster ini menggunakan software CorelDrawX5 dan Adobe PhotoshopC55. Dari poster ini dapat diambil beberapa keterangan yaitu :
a.    Merupakan ajakan kepada masyarakat agar mulai mengurangi penggunan kendaraan pribadi dan mulai membiasakan menggunakan transportasi umum agar kemacetan berkurang;
b.    Poster mengambil gambar BRT (Trans Semarang) sebagai ikon  khusus bagi warga Kota Semarang.
c.    BRT sebagai alat transportasi massal yang dapat mengatasi kemacetan khususnya di Kota Semarang.
Langkah-langkah pembuatan poster adalah sebagai berikut :
a.    Menentukan tema poster (Mass Transportation, dengan mengambil BRT/Trans Semarang sebagai contohnya)
b.    Membuat rancangan desain penyajian poster
c.    Mencari data dalam bentuk gambar untuk diolah menjadi poster yang berhubungan dengan keadaan lalu lintas di Kota Semarang dan BRT
d.   Membuat poster menggunakan software CorelDrawX5 dan Adobe PhotoshopC55
e.    Mengedit poster agar lebih sempurna.
Poster kelompok 1

3.2     Desain website

Untuk menampilkan informasi di internet tentang kegiatan kelompok kami maka dibuatlah website. Alamat website kelompok kami yaitu tekkomkelompok1a.blogspot.com.

Judul utama yang kami pilih yaitu Teknik Komunikasi karena pembuatan website ini merupakan salah satu tugas dalam matakuliah Teknik Komunikasi Jurusan PWK Universitas Diponegoro. Pemilihan Font dan tata letak blog kami buat simpel agar memudahkan pembaca memahami informasi yang kami tampilkan.
Secara garis besar isi dari blog kami yaitu:
·         Profil anggota kelompok beserta foto-foto kelompok
·         Skenario pembuatan film yang berjudul ”Gara-gara BRT”
·         Desain poster kelompok dan juga banner
·         Laporan kegiatan yang telah dilakukan
·         Film 

3.3     Konsep Film

Tema      : Mass Transportation
Genre     : Romance, Comedy.
Film ini termasuk film narasi, yang dibuat berdasarkan keadaan cerita sehari-hari. Film ini berjudul “Gara-gara BRT”. Cerita dikemas dengan bahasa yang santai dan yang biasa digunakan di kehidupan sehari-hari. Film ini bercerita tentang perbedaan pendapat atau perselisihan antara kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Semarang dengan perwakilan para supir mini bus (metro mini). Selain adanya penolakan dari para supir metro mini, penolakan juga muncul dari para warga sekitar tempat yang akan dibangun halte BRT (Bus Rapid Transit). Penolakan tersebut dikarenakan kekhawatiran para supir metro mini yang takut kehilangan pekerjaannya dan para warga yang khawatir akan membayar lebih mahal jika menggunakan BRT daripada metro mini.
Selain itu juga ada kisah cinta yang terjadi antara konsultan pembangunan BRT dengan anak perempuan salah satu supir metro mini yang paling disegani di sekitar tempat yang akan dibangun BRT tersebut. Namun, cinta mereka ditentang oleh supir metro mini tersebut selaku bapak sang anak perempuan itu. Hal itu dikarenakan rencana pembangunan BRT yang tidak disetujui oleh para warga serta para supir metro mini. Meskipun pada akhir cerita, para warga dan para supir metro mini pun menyetujui pembangunan halte BRT serta kebijakan PEMKOT untuk mengganti metro mini dengan BRT
Alur pembuatan filmnya adalah sebagai berikut :


“Gara-gara BRT”
Peninjauan Lokasi

Penentuan Konsep Film dan Cerita
Pembuatan Script
Breakdown script
Proses Syuting

Editing
Finishing
 












3.2.1  Penentuan Konsep Film

1.             Pengantar
Dewasa ini masalah yang dihadapi dan selalu menjadi perhatian setiap kota khususnya kota besar di Indonesia ialah kemacetan. Ketidakteraturan kendaraan, ketidaktertiban pengendara, dan sempitnya sarana jalan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Jumlah kendaraan yang kian bertambah dan tidak diimbangi dengan perencanaan kebijakan yang baik mengakibatkan kendaraan yang ada di jalan semakin semrawut. Hal ini perlu diadakan perencanaan kebijakan yang baik guna mengatasi kemacetan yang terjadi. Salah satunya dengan pengalihan penggunaan kendaraan pribadi ke penggunaan transportasi massal. Perlu adanya peningkatan kesadaran dari tiap pribadi masyarakat untuk menggunakan transportasi massal yang lebih hemat bahan bakar.
Pada umumnya, kota besar di Indonesia banyak tersedia transportasi massal, contohnya: metro mini, angkutan kota, busway (Jakarta) atau BRT (Semarang), dll. Namun, kebanyakan transportasi massal seperti angkutan kota dan mini bus/ metro mini kenyamanan dan keamanannya sangat memprihatinkan. Untuk masyarakat menengah ke bawah, transportasi massal tersebut merupakan angkutan yang sangat tepat untuk digunakan karena harganya yang terjangkau. Akan tetapi, untuk sebagian masyarakat menengah dan masyarakat kalangan atas lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi karena mengutamakan kenyamanan dan keamanannya. Padahal, menggunakan kendaraan pribadi memperbanyak pemakaian energi dan juga menimbulkan kemacetan. Untuk itu, perlu adanya perbaikan transportasi massal yang ada di kota-kota di Indonesia, khususnya kota besar. Oleh karena itu, kami menyajikan film ini untuk mengangkat problema yang terjadi di masyarakat mengenai kebijakan pengalihan penggunaan metro mini ke Bus Rapid Transit (BRT) yang ada di Kota Semarang.
Ø  Tujuan
Film ini secara garis besar bertujuan untuk menyadarkan dan mengajak masyarakat kota-kota di Indonesia khususnya kota besar, betapa pentingnya menggunakan transportasi massal, misalnya Bus Rapid Transit (BRT). Selain bertujuan untuk penghematan energi yang berdasarkan sustainable cities, juga untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Namun, diperlukan juga perbaikan kualitas dari transportasi massal itu sendiri. Selain menambah jumlah armada, juga peningkatan kenyamanan dan keamanannya, tetapi tarifnya tetap terjangkau khususnya untuk masyarakat kalangan bawah. Sehingga masyarakat tidak segan beralih dan menggunakan transportasi massal.
Ø  Audience
Pembuatan film ini ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat. Karena seluruh masyarakat sebagai partisipan dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan mengatasi masalah kemacetan lalu lintas. Untuk itu diperlukan kesadaran untuk mulai menggunakan transportasi massal. Serta bagi pemerintah pembuat kebijakan, untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas transportasi massal yang ada. Sehingga tujuan diadakannya transportasi massal dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

Film ini pada dasarnya bergenre romance komedi sehingga orang tidak bosan ketika melihat film ini karena terhibur dengan komedi yang ada didalamnya. Bercerita mengenai bagaimana sekelompok orang beradaptasi dengan kebijakan pemerintah yang baru dan bagaimana mencari solusinya. Film ini merupakan bentuk perpaduan antara cerita narasi dan deskriptif agar menjadi lebih menarik. Terdapat bagian dimana penjelasan cerita didapat dari monolog dan dari dialog para pemainnya. Artinya penonton dapat mengerti cerita dari dialog atau penyampaian oleh para tokohnya. 
Film ini dikemas dari hal – hal yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Pada awalnya penggambilan gambar dimulai ketika salah satu tokoh turun dari metro mini, hal ini untuk menggambarkan awal dari permasalahannya. Kemudian dilanjutkan dengan klimaks dan di akhiri dengan pencarian solusi dari permasalahan dalam film ini.
          Alur Cerita yang digunakan adalah alur maju. Pertama – tama menceritakan mengenai awal permasalahan dalam film tersebut, kemudian lanjut kepada puncak masalah dalam film tersebut (klimaks). Setelah itu berakhir dengan penyelesaian masalahnya. Sehingga terdapat satu titik kesimpulan mengenai cerita pada film tersebut.

3.2.4  Pemain dan Karakter

1.        M. Fikri Rusdiyanto         : Sebagai Pak Fikri (Supir metro mini, bapaknya Resti, dan warga), Karakter : keras kepala dan teguh pendirian.
2.        Resti Oktaviani                : Sebagai Resti (Anak pak Fikri dan warga), Karakter : Bijaksana dan rendah hati
3.        Hanandi Prabowo            : Sebagai Hans (Konsultan dan sekuriti), Karakter : Sabar dan bijaksana
4.        Ananda Kustanti P.         : Sebagai Puput (Sekretaris Hans dan warga), Karakter : Judes dan cemburuan
5.        Tendy                               : Sebagai Pak Tendy (Bapak Walikota Semarang), Karakter : Bijaksana dan humoris
6.        Hilda Julyanita E.            : Sebagai Hilda (Sekretaris Pak Tendy), Karakter : Penurut dan lemah lembut
7.        Cinthya Mutiara P.           : Sebagai Bu Cinthya (Ibu Lurah dan Sekuriti), Karakter: Bijaksana
8.        Vania Mirza                     : Sebagai Bu Vania (Tetangga Pak Fikri, penjual di warung tegal), Karakter : keras kepala
9.        Latifah                             : Sebagai Latifah (Temannya Resti dan warga), Karakter : humoris dan keras kepala
10.    Arni                                  : Sebagai Arni (Warga dan mahasiswi), Karakter : keras kepala

Sebuah film drama yang menceritakan pertentangan yang terjadi antara pemerintah kota dengan para supir metro mini. Ada intrik percintaan yang terjadi antara seorang konsultan pembangunan BRT dengan seorang anak perempuan dari salah satu supir metro mini.
(Opening)
ü  Durasi        : 42 detik
ü  Kostum     : Pakaian kuliah
ü  Latar :
-          Tempat            : Terminal Bus Sukun
-          Waktu             : Siang hari
Latifah turun dari metro mini yang berhenti di sebuah terminal bus sambil kegerahan dan kebauan asap kendaraan. Diiringi oleh lagu Data Base. Kemudian perkenalan nama para pemain dan perannya masing-masing.
Scene 1
ü Durasi         : 32 detik
ü Kostum       : Baju kantor
ü Latar           :
-       Tempat   : Halte bus di sekitar Akpol Semarang
-       Waktu    : Pagi hari
(Shoot sebuah halte bus) Saat pagi hari, dipinggirjalan dekat sebuah halte busHans dan Puput sedang survei lokasi yang rencananya akanmerenovasihaltetersebutdandigantimenjadihalte BRT.
Hans                : “Gimana kalau halte BRT kita bangun di sini, letaknya strategis dan ada jembatan penyebrangannya?” (menunjuk ke arah halte bus)
Puput              : “Saya setuju, Pak. (mengangguk) Tempat ini sangat cocok untuk dibangun BRT. Oh ya pak, besok bapak ada rapat lagi dengan pak walikota. Ini berkas untuk presentasi besok sudah saya siapkan, pak.”(menunjukkan berkas)
Hans                : “Hmm..baik” (melihat berkas)

Scene 2
ü Durasi         : 50 detik
ü Kostum       : Bu vania : Daster, Pak Fikri : Kaos oblong, handuk, dan celana
ü Latar           :
-       Tempat   : Rumah makan Nyamleng
-       Waktu    : Pagi hari
Di sebuah rumah makan milik tetangganya yakni Bu Vania, Pak Fikri sedang makan. Kemudian Bu Vania datang memberi es teh manis pesanan Pak Fikri.
Bu Vania         : “Niki teh.e pak.”(menyodorkan teh manis)
Pak Fikri         : “Nggih bu matur nuwun.” (mengambil teh) “Itu ada dua pemuda mondar-mandir ngukur-ngukur ngapain tho bu?” (menunjuk ke arah luar)
Bu Vania         : “Denger-denger mau di bangun BRT pak disitu, terus pemerintah mau ngeganti metro mini jadi BRT.”
Pak Fikri         : “Ah, yang bener bu? (kaget dan gebuk meja) “Kalo itu beneran terjadi, kita para supir kan bakal kehilangan pekerjaan dong.”
Bu Vania         : “Iya sih pak, abis mau gimana lagi itu kan program pemerintah.”
Pak Fikri          : “Ini ga bisa dibiarin bu!” (buru-buru pergi)

Scene 3
ü Durasi         : 1 menit 5 detik
ü Kostum       :
Resti           : Baju Casual               Hans    : Kemeja panjang dan celana bahan
Latifah        : Baju Casual               Puput   : Kemeja dan rok bahan
ü Latar           :
-       Tempat   : Di depan rumah makan Nyamleng
-       Waktu    : Siang hari
Resti dan Latifah berjalan melewati depan rumah makan. Di situ juga ada Hans dan Puput yang sedang menunggu mobil jemputan kantor. Tiba-tiba Resti jatuh kesandung tepat di depan Hans.
Resti                            : “Aduuuh!!” (jatuh kesakitan)
Hans                            : (ingin menangkap Resti) “Mba nggak apa-apa kan?”
Resti                            : “saya nggak apa-apa kok mas, makasih.” (berdiri sambil senyum simpul)
Latifah            : “Res, ngga apa-apa kan?” (melihat ke arah Resti)
Puput                           : (sinis melihat Hans dan Resti) “Aduh makanya mba hati-hati dong kalo jalan.”
Latifah            : “Biasa aja dong mba.” (sinis ke Puput) “Ayo Res!” (mengajak Resti pergi)
Resti                : “Salah Fah kesana” (menarik Latifah karena salah arah)
Hans                            : (Berpikir untuk memberi Resti kartu namanya kemudian mengejar Resti) “Mba, tunggu..” (menepuk bahu Resti) “ini kartu nama saya, nanti smsin nomer mba ya..” (tersenyum sambil memberi kartu namanya)
Resti                            : (Resti berbalik)“Oh iya mas, makasih.” (Resti tersenyum ke Hans menerima kartu nama itu, kemudian pergi dengan Latifah tetapi Resti kemudian nabrak papan nama)
Latifah            : “Aduh Resti malu-maluin aja deh..” (menarik tangan Resti untuk pergi)

Scene 4
ü Durasi         : 1 menit 14 detik
ü Kostum       :
Resti           : Baju Casual               Pak Fikri : Kaos oblong dan celana
ü Latar           :
-       Tempat   : Sebuah rumah
-       Waktu    : Sore hari
(Shoot rumah) Resti sedang duduk di ruang tamu sambil baca buku diary nya dan tersenyum bahagia. Disisi lain Pak Fikri datang menggerutu.
Resti                            : “Bapak kenapa? kok kelihatan kesal..?” {berhenti melihat pak Fikri datang marah-marah}
Pak Fikri         : “Itu lho nduk, di seberang gang rumah kita ada rencana untuk pembangunan halte BRT.” “Gimana sama nasib kita para supir metro mini, kalo metro mini diganti coba?” (gebuk meja)
Resti                : “Yang bener pak? (kaget) Tapi katanya itu emang program dari pemerintah kan pak?.”
Pak Fikri         : “Iya sih, tapi pemerintah emang ngga pernah mikirin, kaum seperti kita ini.”(dengan nada meninggi) “Emangnya mereka pikir BRT akan jadi solusi kemacetan? Rakyat kecil kayak kita mah cuma pengen naik yang murah, yang penting aman.” (dengan kesal)
Resti                : “Iya sih pak, tapi kalau dipikir lagi, mungkin kalau beralih ke BRT warga bisa lebih aman dan nyaman pak. Soalnya kan fasilitasnya lebih baik.” (menenangkan)
Pak Fikri         : “Halaah, itu pemborosan namanya. Daripada pake AC, mending jendela metro mini dibuka kan jadi adem karna banyak angin. Pokoknya bapak harus ngajak warga untuk demo nih..!” (pergi meninggalkan rumah)
Resti                : (bingung) “aduuh si bapak kenapa marahnya ke aku?”.
Prolog : Keesokan harinya Pak Fikri, Para Warga dan supir metro mini berdemo di halaman kantor Walikota Semarang.
Scene 5
ü Durasi         : 1 menit 30 detik
ü Kostum       :
-       Pak Tendy         : Baju batik dan celana bahan            
-       Hilda                  : Kemeja dan rok bahan
-       Puput                 : Kemeja dan rok bahan
ü Latar           :
-       Tempat   : Perpustakaan Sampoerna, Widya Puraya.
-       Waktu    : Siang hari
(Shoot depan Kantor Walikota Semarang)
Pendemo         : “Gagalkan BRT! Hidup supir metro mini! Hiduuup!.”(berteriak)
Hilda               : “Pak, banyak warga berdemo di luar kantor pak.” (berlari)
Pak Tendy       : “Apa? Dimana hans? Dia yang seharusnya menjelaskan kepada warga. Kalo gitu panggil sekretarisnya.” (berdiri dan kesal)
Hilda               : “Baik Pak.” (segera menemui Puput)
Hilda               : (Datang bersama Puput) “Ini dia Pak.”
Puput               : “Tadi pak Hans sudah izin keluar menemui warga sekitar tempat pembangunan halte BRT kok pak.”
Pak Tendy       : “Aduh, ya sudah biar saya yang menemui mereka diluar.” (Pak Tendy, Hilda, dan Puput bergegas pergi)
Scene 6
ü Durasi         : 1 menit 4 detik
ü Kostum       :
-       Pak Tendy         : Baju batik dan celana bahan
-       Hans                  : kemeja dan celana bahan     
-       Resti                  : Baju casual
-       Bu Cynthia        : Baju batik dan rok
-       Para warga         : Baju casual
ü Latar           :
-       Tempat   : Gedung Prof. Sudarto
-       Waktu    : Siang hari
(Shoot Hans dan Resti yang sedang naik motor melewati halaman kantor Walikota)
Hans                : “Wah ada apa itu rame-rame di halaman kantor walikota?” (memeberhentikan motor)
Resti                : “Iya Hans, ayo kita lihat Hans!” (Hans dan Resti menuju halaman kantor Walikota)
Para Warga      : “Gagalkan BRT!” (berteriak)
Pak Fikri          : “Hei Resti ngapain kamu disitu!” (menarik tangan Resti)
Para Warga      : “Woo ngapain kamu disitu Res!” (marah)
Hans                : “Mohon perhatiannya bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara semua!” “Bagaimana kalo kita bermusyawarah saja untuk masalah kebijakan penggantian BRT ini?” “Kami juga sudah ada solusinya,Pak, Bu.” (menenangkan warga)
(Hans, Pak Tendy, dan Bu Cynthia bermusyawarah)
Pak Tendy       : “Tenang Bapak, Ibu, saya sebagai walikota yang baik, saya sudah ada solusi dari kebijakan ini.”
Prolog : Solusinya..keesokan harinya Pak Fikri menjadi supir BRT, Hans dan Resti naik BRT tersebut.
Scene 7
ü Durasi         : 35 detik
ü Kostum       :
-       Hans                  : Jaket dan celana casual        
-       Resti                  : Baju casual
ü Latar           :
-       Tempat   : Sebuah Taman
-       Waktu    : Sore hari
Hans                : “Res, aku seneng sekarang. Akhirnya para warga setuju dan khususnya bapak kamu.” (memandangi dan memegang tangan Resti)
Resti                : “Iya aku juga Hans.” (tersenyum)
Hans                            : “Oh ya Res, aku mau ngomong sesuatu ke kamu.” (memegang tangan Resti)
Resti                : “Iya apa Hans.” (tersenyum)
Hans                : “Kamu mau ngga jadi pacar aku?” (tersenyum ke Resti)
Resti                : “Iya aku mau, Hans.” (Senang menerima Hans)
(Hans sangat senang karena Resti menerimanya sebagai pacar)
Penutup           : Ucapan terimakasih, sedikit potongan film yang salah, foto-foto kelompok.
Credits            :
Produser                      : Tendy Raya Purba
Sutradara                     : Arni Yuniar
Penulis Skenario          : Hilda Julyanita E.
Kameramen                 : 1.  Hilda Julyanita E.
1.      Arni Yuniar
2.    Cynthia Mutiara
Pemain                                    : Semua anggota kelompok 1

Musik latar sebagai BackSound dari film ini diantaranya sebagai berikut;
  • Basket Case (Green Day)
  • You’re Beautiful (James Blunt) pada saat adegan Resti terjatuh di depan Hans
  • The World Is Black (Good Charlotte) 
  •  Beberapa jingle dan beberapa musik klasik
  • Jadian (The junas Monkey) pada saat Resti dan Hans berada di sebuah taman
Proses Editing Film menggunakan Windows Movie Maker dan Corel Ulead Video EditingDalam proses pengeditin film nantinya akan diberi efek – efek agar film menjadi lebih menarik serta penambahan musik latar. Video nantinya akan digabungkan atau dipotong.
Peralatan yang dipakai dalam proses pembuatan film :
  • Handycam sebagai alat perekam setiap adegan
  • Kamera digital sebagai alat pengambil gambar
  • Emergency lamp sebagai alat bantu penerangan
  • Scene board sebagai alat pemisah dan penanda adegan
  • Tripod sebgai alat pembantu perekam gambar
  •  Styrofoam atau kertas warna putih sebagai pemantul cahaya matahari
  • Kipas Angin sebagai alat pemberi efek angin


























 

BAB IV

PENUTUP


4.1     Kesimpulan

Transportasi secara sederhana adalah sarana memindahkan barang secara fisik dari suatu tempat ke tempat lain, Sedangkan transportasi massal yang menjadi obyek utama adalah sekelompok orang dalam jumlah yang banyak. Kegiatan transportasi berawal dari sejarah ditemukannya mesin uap oleh james watt pada tahun 1769 dan telah membuktikan diri sebagai penemuan yang paling penting sehingga mampu merubah dunia pada masa itu.
Pengertian secara umum dari Transportasi massal adalah sebuah sarana berkendara bagi banyak orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dan dianggap mampu untuk memberikan efisiensi waktu, tempat dan biaya di berbagai wilayah semakin diperbaiki dari waktu ke waktu seiring perkembangan zaman dan terciptanya berbagai konsep alat transportasi modern yang lebih ramah terhadap lingkungan dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat ini. Diantara berbagai sarana transportasi massal di Indonesia, Bus Rapid Transit merupakan salah satu sarana utama yang dibutuhkan masyarakat dalam bertransportasi di setiap wilayah karena mampu menjangkau berbagai tempat tanpa harus dengan penambahan insfrastruktur yang banyak, dan sanggup melayani tingkat mobilitas tinggi masyarakat negeri ini.
Didalam film jenis transportasi yang diangkat adalah Bus Rapid Transit/BRT atau yang lebih kita kenal dengan nama   Busway. Bus Rapid Transit/BRT atau Busway adalah sebuah sistem bus yang cepat, nyaman, aman dan tepat waktu dari infrastruktur, kendaraan dan jadwal. Diindonesia, khususnya dikota-kota besar, sebagai contoh dikota semarang, BRT mulai beroperasi pada tanggal 18 september 2009 dengan rute simpang lima-mangkang kemudian balik lagi ke simpang lima. dengan beroperasinya BRT di semarang tentu berdampak positif, warga kota semarang menyambut hangat atas hal tersebut, karena dengan beroperasinya BRT di semarang, transportasi semarang dapat terkontrol, lebih teratur dan mengurangi kemacetan. Fasilitas yang disediakan BRT juga cukup elegan, hanya dengan RP.3.500 masyarakat sudah bisa menikmati fasilitas BRT dengan tempat duduk yang enak, ruang bus yang nyaman dan luas, adanya MP3 didalam bus, selain itu juga BRT lebih cepat mencapai tujuan dibanding transportasi sejenis yang lainnya di semarang, hal ini dikarenakan BRT hanya berhenti pada halte-halte yang ditentukan saja. Di satu sisi BRT juga memiliki kelemahan, yaitu banyaknya halte-halte yang rusak atau tidak layak pakai, hal ini karena kurangnya peduli masyarakat untuk menjaga halte-halte tersebut, terutama anak-anak sekolah yang serit mencorat-coret dinding halte, memecahkan kaca yang ada di halte, sehingga halte tersebut rusak dan tidak layak pakai lagi. Itulah paparan tentang keunggulan dan kelemahan Bus Rapid Transit.

4.2.    Saran

Berdasarkan beberapa masalah dan kelemahan dari Bus Rapid Transit, maka kami memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut :
  • Pemerintah mampu menghimbau masyarakat agar menjaga halte-halte BRT dan menggunakan jasa BRT sebagai transportasi utama mereka.
  • Pemerintah harus menindak tegas bagi masyarakat yang merusak halte-halte BRT.
  • Harus adanya penjaga halte-halte BRT selama 24 jam, agar halte tetap terjaga baik keamanannya, maupun infrastrukturnya.
  •  Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan merawat fasilitas umum, karena semua itu juga untuk mereka, bukan untuk orang lain.



0 komentar:

Posting Komentar